17MERDEKA.COM|Proyek normalisasi pinggiran Sungai Deli berdampak akan mempercepat erosi yang akhirnya terjadi pendangkalan terhadap sungai Deli. Pasalnya penahan tanah agar tidak erosi dibabat habis , bahkan pohon-pohonan yang ada disepanjang pinggiran sungai ditebas habis hingga kandas ke tanah.
Melihat kinerja dari tim normalisasi ini sangat kita sesalkan, dan terkesan asal kerja alias tidak punya program dan tata kelola yang baik terhadap lingkungan, dan tidak memikirkan efek dari kerja program normalisasi terhadap nasib warga pinggiran Sungai Deli, ujar tokoh pemuda Sei Mati A.A. Nasution pada 17Merdeka.
Sampai hari ini kita pantau , mereka para tim normalisasi sudah sampai dititik Kelurahan Sei Mati, dan berakhir khabarnya hanya sampai di kanal. Hitungan panjangnya yang dikerjai 34,5 km dengan pekerja ratusan prajurit TNI, dan konon katanya melibatkan Kasad Dudung sebagai tamu kehormatan, pembuka tanda dimulai proyek normalisasi yang di gagas oleh Pemko Kota Medan Bapak Walikota Medan Bobby Nasution dan 40 unit alat berat yang diturunkan ditambah ASN Pemko dan BWS.
Tentu proyek normalisasi ini menggunakan dana yang cukup besar, sementara manfaatnya tidak ada sama sekali pada warga pinggiran sungai Deli. Kalau untuk pemerintah manfaatnya ada , sungai jadi bersih, wow pemko Medan sudah bekerja untuk mengatasi banjir kota Medan. Endingnya program normalisasi ini , tidak mampu mengatasi banjir, yang menjadi momok rasa ketakutan warga pinggiran sungai Deli jikala banjir bandang datang.
Yang sangat diharapkan warga bukan sungai Deli bersih, cantik, indah, tapi bagaimana mereka bisa hilang rasa takut dan was-was jikala datang banjir. Dan penomena ini masih ada di rasakan warga pinggiran sungai Deli, meskipun sudah ada normalisasi sungai Deli, yang hanya tinggal beberapa hari lagi selesai, kritik A.A Nasution.
Warga pinggiran Sungai Deli hanya menginginkan bagaimana mereka tidak terkena banjir. Caranya lebarkan dan dalam kan sungai Deli. Cara kedua bangun rumah susun, ini dulu semasa Walikota Bapak Abdillah sudah ada arah kesana memikirkan nasib warga pinggiran sungai Deli.
Eksekusi pelebaran, inikan ada DAS yang sudah diatur dalam Undang-Undang yang lebarnya kalau tak salah ada 30 m dari pinggiran Sungai Deli milik pemerintah. Dipakai aja 20 m, 10 meter untuk pelebaran , 10 m untuk tempat tanah yang dikeruk, dan pelebaran sisanya 10 m lagi untuk rumah susun. Dari sistem ini terciptalah jalan baru sepanjang 34,5 m, yang menghubungkan kota Medan dengan kota Belawan, tambah A.A Nasution. Sebagai proyek uji coba tak usalah sampai Belawan, keruk dan lebarkan serta bangun rusun (Rumah susun) mulai dari kanal pintu air sampai kelurahan Aur , titi Jalan Suprapto, kalau panjangnya sekitar 6 km.
Dan kalau mau dikembangkan lagi agar kota Medan, terlihat indah dan megah yang 6 km ini masuk dalam kecamatan Medan Johor dan Medan Maimoon. Kedua kecamatan ini jadikan sebagai tempat pelabuhan transportasi lintas perairan Medan Belawan. Bila perlu 6 km ini sondingkan lagi kearah wisata yang kelola Camat bersama dan libatkan warga setempat. Kalau ini tercipta berapa banyak warga terbantu, dan mendapat peluang rezeki untuk menghidupi keluarganya, akhiri A. A Nasution.(17M.33)