17MERDEKA.COM|Dimasa Musim kemarau seperti sekarang ini membuat jumlah produksi buah sawit matang dari pohonnya tentu berkurang, hal ini tentu akan memperkecil randemen produsi dari minyak kelapa sawit, khususnya yang terjadi di PTPN IV Regional II kebun unit BP Mandoge, Kabupaten Asahan Sumatera Utara.
Hasil penelusuran dlokasi disalah satu perusahaan milik negara, PTPN IV Regional II kebun unit Mandoge, Minggu (22/9/24) sekira pukul 14.00 WIB dengan cuaca cukup panas karena sudah hampir satu bulan tidak turun hujan.
Penelusuran di lakukan dibeberapa afdeling kebun unit Pasir Mandoge, Di beberapa lokasi dijumpai adanya tandan buah sawit yang dipanen yang masih terlihat mentah, hal ini di yakini karena truk yang mengangkut hasil panen buah matang, 'membiarkan' tandan yang tersebut tidak diangkut, akan tetapi ada orang yang mengangkutnya dengan sepeda motor.
Di sebuah warung kopi, salah satu Afdeling Kebun unit Mandoge, seorang pekerja pemanen yang tidak ingin nanya di publis oleh media menyampaikan bahwa dirinya membawa buah mentah dari lapangan untuk di bawa kerumah dan selanjutnya akan di ketek untuk menjadi brondolan.
Menurutnya sebelum di bawah kerumah terlebih dahulu buah di timbang di kantor Afdeling. Sebelumnya pernah juga di panen buah mentah, tapi di kumpul di kantor Afdeling untuk di ketek, namun pernah kejadian difoto oleh orang, dan ada juga kehilangan, makanya di arahkan agar di ketekin di rumah masing-masing.
Ketika ditanya apakah kerja ngetek buah mentah ada gaji tambahan dari kantor? oknum pemanen ini mengatakan bahwa gaji yang di terima tiap bulan beda dengan hasil dari ngetek. Dirinya mengaku kalau harga dari ngetek buah dihargai Rp 400 per kilonya. Jadi saya bisa menerima upah ngetek Rp 900.000, bahkan ada kawannya yang lain bisa mencapai Rp 1 jutaan perbulannya.
"Lumayanlah pak buat tambah-tambahan ke rumah. Lagian disaat musim panas seperti sekarang ini mungkin agak sulitlah untuk mendapatkan randemen dari buah matang di lapangan pak", ujarnya dengan mengakhiri.(17M/30)